Sejarah

SEKILAS SMK NU 1 SLAWI DALAM SEJARAH
DAN PERKEMBANGANNYA


1.      SEJARAH SMK NU 1 SLAWI

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) NU 1 Slawi adalah sebuah lembaga pendidikan yang memadukan ilmu-ilmu umum yang berbasis pada kurikulum yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional dan ilmu-ilmu yang berbasis pada ajaran Islam ahli sunnah wal jama’ah (Nahdlatul ‘Ulama). Dengan pemaduan ini diharapkan bahwa alumni atau tamatan dari sekolah ini bukan hanya mempunyai keahlian, khususnya untuk memenuhi kebutuhan Duni Usaha dan Dunia Industri (DU/ DI) saja, tapi juga diharapkan mereka menpunyai bekal agama yang cukup kuat untuk bersaing di dunia nyata dengan lebih mengedepankan nilai-nilai agama serta akhlakul karimah.
Ide pendirian sekolah ini bermula dari rasa keprihatinan Yayasan Walisongo Slawi yang saat itu dipegang oleh H. Umar Harun sebagai ketua umum dan Drs. Hammam Miftah, M.M sebagai wakil ketua dibantu oleh H. Ahmad Durori sebagai sekretaris dan H. Jafar sebagai bendaharanya dengan dukungan dari Pengurus Cabang NU Kabupaten Tegal yang diketuai Drs. H. Sofyan Mufti. Mereka melihat kondisi pendidikan secara umum yang masih sangat jauh dari kata sempurna dan khususnya pada bidang pendidikan kejuruan yang belum mampu menciptakan tenaga-tenaga yang handal dan terampil. Sementara di sisi lain, era pasar global menuntut Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompetitif yang mampu bersaing di dunia usaha baik di tingkat domestik maupun internasional. Maka sekolah ini diharapkan bisa menjadi salah satu alternatif yang bisa mendorong mutu pendidikan kejuruan di Indonesia sehingga bisa meningkatkan sumber daya manusia di kalangan generasi muda pada umumnya dan warga Nahdlatul ‘Ulama khususnya.
Adapun kepanitiaan pendirian sekolah ini dipercayakan kepada Drs. Slamet Riyadi sebagai ketua panitia dan Drs. Ahmad Djazuli sebagai sekretaris serta H. Muhyidin sebagai bendaharanya. Dalam operasionalnya, kepanitiaan ini juga dibantu oleh beberapa seksi-seksi, seperti: Kurikulum yang dipegang oleh Drs. H. Ahmad Fadil, Sie Sarana oleh M. Arisun Kaman, S.Ag, Humas oleh Drs. Suhadi Sarseh, dan Sie Publikasi oleh Edi Zubaedi.
Pada awal berdirinya, sekolah ini bernama SMEA Walisongo, yaitu sesuai dengan SK dari Kanwil Depdikbud Propinsi Jawa Tengah Nomor 780/ 103/ I/ 1993 tertanggal 10 Mei 1993. Ini merupakan hasil kerja keras dari panitia Pendirian SMEA Walisongo seperti tersebut di atas yang ditunjuk oleh Yayasan Walisongo yang dituangkan dalam SK Yayasan: YWS/ 1.1/ 1.2/11.
Setelah mengantongi izin dari Kanwil Depdikbud Jateng inilah, maka pada tahun 1993 dibuka penerimaan siswa baru untuk tahun ajaran 1993/ 1994. Dan saat itu untuk mengkoordinasi kegiatan belajar mengajar di sekolah ini, yayasan Walisongo mempercayakan kepada Drs. Slamet Riyadi sebagai Kepala Sekolah sesuai dengan SK Yayasan No. YWS/ 1.1/ 1.3/ 3/ 1993 tanggal 26 Juni 1993. Dan saat itu pula dibukalah tiga jurusan, yaitu: Akuntansi Keuangan, Manajemen Perdagangan, dan Administrasi Perkantoran, namun dalam operasionalnya keahlian Sekretarislah yang baru bisa dikembangkan.
Dalam perkembangannya, setelah mengadakan pembenahan dalam bidang administrasi, maka pada program akreditasi tahun 1997 sekolah ini berhasil mendapat pengakuan dari Kanwil Depdikbud Jateng dengan status “DIAKUI” sebagaimana tertuang dalam SK Nomor: 16/ C7/ Kep/ MTI/ 1997. Mulai saat itulah Ujian EBTA/ EBTANAS dilaksanakan secara mandiri.
Pembenahan demi pembenahan terus dilakukan oleh yayasan Walisongo sebagai badan yang membawahi langsung berdirinya dan berkembangnya sekolah ini. Di antara pembenahan yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan mutu pelayanan kepada siswa adalah pergantian kepala sekolah pada tanggal 18 Juli 2000, yaitu Drs. Slamet Riyadi diserahterimakan kepada Ali Saefudin, S.H, yaitu sebagaimana tercantum dalam SK Yayasan No. 1.1/ 3.2/ 408/ 2000, bahkan pada tahun 2003 juga terjadi perubahan nama sekolah, yaitu dari SMK Walisongo menjadi SMK Nahdlatul ‘Ulama (SMK NU 1) yaitu terhitung mulai tanggal 17 Juni 2003 berdasarkan SK PC LP Ma’arif NU Kabupaten Tegal No. US/ PC.28/ LPMNU/ 2003 tertanggal 12 Mei 2003. Sejak tanggal ditetapkan SK tersebut, maka SMK NU 1 Slawi ini mulai akrab di telinga masyarakat pendidikan.
Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan terus diupayakan oleh kepala sekolah dan yayasan. Di antaranya adalah penambahan sarana pendidikan siswa yang berupa penambahan ruang kelas, komputer, perpustakaan, dan sarana kurikuler dan unit produksi. Dan untuk melengkapi kegiatan ekstrakurikuler, selain kegiatan OSIS dan Pramuka, sekolah juga membentuk IPNU-IPPNU, Palang Merah Remaja untuk meningkatkan kualitas siswa SMK NU 1 Slawi ini.
Dalam upaya re-enginering atau penataan dan pengembangan pendidikan, maka sekolah ini menambah satu lagi program studi, yaitu Akuntansi. Sehingga mulai tanggal 3 Agustus 2003 terdapat dua program studi, yaitu Sekretaris dan Akuntansi. Selain untuk menyikapi kebijakan Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan (Dikmenjur), hal ini juga untuk mewujudkan pola pendekatan pembelajaran berbasis kompetensi (Competency Based Training) sehingga memungkinkan calon siswa-siswi dan orang tua mereka untuk dapat memilih program keahlian yang sesuai. Hal ini juga untuk menjawab tuntutan dunia usaha yang membutuhkan tenaga-tenaga yang terdidik, terampil, dan profesional sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.
Dari upaya-upaya pengembangan inilah, maka peningkatan mutu alumni dan kualitas mereka bisa dilihat dari banyaknya jumlah mereka yang terserap ke dunia usaha dan dunia industri (DU/ DI), disamping banyak jumlah mereka yang diterima di perguruan tinggi negeri dan swasta.
Maka untuk memasarkan para alumnus, menjembatani DU/ DI yang membutuhkan tenaga kerja, penelusuran informasi memakai alumnus, dan sebagai alat untuk mengukur kesesuaian program keahlian di sekolah dengan DU/ DI maka pada tanggal 1 April 2005 dirintislah Bursa Kerja Khusus sebagai ketuanya dipercayakan kepada Tasrip, S.Pd yang juga menjabat sebagai ketua program studi sekretaris saat itu, diharapkan semua kebutuhan alumnus akan dunia kerja bisa diakomodir dan bisa menjalin (link) dengan pemakai tenaga kerja.
Dalam perkembangan selanjutnya, berkat kerjasama yang solid antar unsur-unsur yang ada di SMK NU 1 Slawi, yang terdiri dari BPPM, Kepala Sekolah, Dewan Guru, Staff Tata Usaha, Siswa-Siswi, serta peran serta orang tua siswa dan unsur masyarakat dalam pembangunan, pengembangan, dan peningkatan mutu pendidikan dan pembenahan administrasi sekolah, maka pada program akreditasi sekolah yang diadakan pada bulan Desember 2005, sekolah ini dengan program keahlian Akuntansi dan Sekretarisnya yang merupakan kelompok Bisnis Manajemen berhasil mendapatkan predikat “Terakreditasi B”. Hal ini tertuang dalam SK Badan Akreditasi Sekolah Propinsi Jateng Nomor: 081/ BASPRO/ TU/ I/ 2006 tertanggal 28 Januari 2006. Kemudian memperoleh predikat “A” untuk program keahlian Administrasi Perkantoran dan terakreditasi “B” untuk program keahlian Akuntansi. Hal tersebut tertuang dalam Sertifikat Akreditasi Nomor MK 002434 dan Nomor MK 002433 tertanggal 11 November 2009.
Namun predikat ini tidak serta merta menjadikan semua pihak sekolah lalai akan tugas-tugasnya. Namun justru predikat tersebut dijadikan sebagai motivator yang akan menunjang langkah-langkah SMK NU 1 Slawi untuk masa sekarang dan yang akan datang, sehingga apa yang menjadi visi, misi, dan tujuan sekolah ini bisa terwujud. Hal ini bisa dibuktikan dengan adanya penambahan sarana praktek seperti laboratorium bahasa, internet, dan seni kentongan/ angklung pada awal tahun 2007. Serta pendirian “Nusa Bank” pada tanggal 17 Agustus 2009 serta Bengkel Akuntansi dan Bussines Center pada tanggal 14 Oktober 2009.


2.      KONDISI LINGKUNGAN SEKOLAH

SMK NU 1 Slawi beralamatkan di Jl. Jend. Ahmad Yani No. 20 Procot – Slawi Kabupaten Tegal. Letaknya bisa dibilang sangat strategis karena berada disamping jalan utama Tegal – Purwokerto. Dan jalan ini juga sebagai akses angkutan-angkutan penjuru kota atau pedesaan karena bisa dijangkau dengan angkutan tepat di depan sekolah.
Adapun lingkungan sekolah sendiri cukup dinamis, karena berada satu tempat dengan gedung NU Kabupaten Tegal, sehingga bisa senantiasa bekerja sama dengan pengelola gedung tersebut untuk kegiatan kesiswaan.